Minggu, 19 November 2017

UD Matahari Dapat Penghargaan Naik Kelas



Bersama Kepala Dinas Koperasi dan UKM dan Manajer PLUT
Banda Aceh—UD. Matahari sebagai industri rumahtangga pengolah hasil perikanan mendapat penghargaan Naik Kelas. 

Penghargaan diberikan bersama 29 UKM lainnya dari 23 Kab/Kota. Proses penilaian untuk UMKM naik kelas ini telah dilakukan jauh hari selama periode Maret hingga Oktober 2017. Setiap kabupaten/kota dinilai dan dipilih 1-4 UMKM.

Penghargaan diberikan dalam acara “Penganugerahan UMKM Naik Kelas” yang dihadiri oleh Kepala Dinas Koperasi dan UMKM beserta para Kepala Bidang (15/11) di ruang Gallery Plut Aceh.

Drs. Azhari, Direktur Plut provinsi Aceh menjelaskan bahwa seluruh pembiayaan acara ini bersumber dari APBA 2017.

“Penganugerahan ini diperuntukan untuk 30 UMKM yang telah berhasil naik kelas yang berasal dari 23 kabupaten/kota di Aceh yaitu; Evi Handycraft, Chachanda Brounis, Aroma Food, rumah pengolahan ikan (RPI) UD Matahari, Rumoh Ummy, Aslam, Maja, Tungkop Indah, Es Krim Tgk. Aceh, Milhy, Siwah, Husni Souvenir, Zul Souvenir, Yusmila Songket, Mawar Indah, Tantia Bakery, Abi Ochi, Garabi, Tootor Coffee, HR Coffee, UD Sere Wangi, Arenshop, Kelor Kita, Sari Souvenir, Root Craft Simeulue Island, Mawaddah Taylor, Barokah Grup, Dianti, Sada Kata dan Mama Nim.” ujar Abi, sapaan akrab mantan Sekretaris Dinas Koperasi ini merincikan.

Disisi lain, Kepala Dinas Koperasi dan UKM, Mulyadi, SPd, MM dalam sambutannya menjelaskan bahwa Penganugerahan penghargaan bagi "UMKM Naik Kelas" ini bertujuan untuk memotivasi, menumbuhkan semangat dan gairah UMKM agar terus meningkatkan daya saing, produktivitas, nilai tambah, dan kualitas kerja.

“Dari usaha mikro naik kelas ke usaha kecil dan usaha kecil naik kelas ke usaha menengah. Pertahankan kinerja tersebut, jangan sampai tahun ini naik kelas, ditahun depan turun lagi atau bahkan hilang “ganti profesi”.” pesan pria kelahiran Pidie ini. 

Mulyadi menjelaskan bahwa sudah sangat besar peluang dan kesempatan yang telah diberikan pemerintah bagi UMKM. Tidak hanya pemerintah pusat dan daerah. BUMN, Perusahaan Swasta, Lembaga-lembaga Non – Pemerintah, Lembaga-lembaga Asing dan Asosiasi juga telah membantu UMKM. Yang masih kurang dari UMKM kita adalah keinginan untuk belajar untuk terus meningkatkan inovasi dan kreativitas.

“PLUT-KUMKM ini adalah “Rumah bagi UMKM”. Silahkan Bapak-bapak dan Ibu-ibu pelaku usaha UMKM berkonsultasi. Mungkin Bapak dan Ibu sulit untuk menjumpai saya. PLUT-KUMKM memberikan layanan “gratis”. Menjadi perpanjangan tangan Dinas untuk bisa menjangkau lebih banyak KUMKM. Konsultasi bisa via telpon atau jika perlu mintakan konsultan datang menjumpai ke lokasi usaha” pesannya kepada para pelaku UMKM yang hadir.

Pujo Basuki, ketika dimintai keterangan terkait layanan Plut menjelaskan bahwa semua layanan Plut bersifat cuma-cuma alias gratis. Ada 5 layanan standar, ditambah 2 layanan tambahan yaitu bidang Produksi, SDM, Pembiayaan, Kelembagaan, Pemasaran, IT dan Pengembangan Jaringan dan Kerjasama.


Sinergi Stakeholder Menaik-kelaskan KUMKM

Dalam kesempatan itu, Mulyadi juga berpesan, PLUT kedepan untuk terus bersinergi dan memperkuat koordinasi dengan stakeholder UMKM lainnya, terutama dengan lembaga vertikal seperti BPOM (Sertifikasi Produk Pangan), LPPOM – MUI (Sertifikasi Halal), Menkumham (HaKI), dan Baristan (SNI). Karena rata-rata UMKM di Aceh sulit menembus pasar yang ada karena terkendala perizinan usaha tersebut. 

Demikan juga dengan kalangan Instansi/Badan/ Lembaga/Asosiasi, diharapkan dapat menciptakan iklim pasar bagi UMKM. Yang berarti mencintai produk lokal terutama produk UMKM untuk digunakan di lingkungan keluarga dan kantor kita masing-masing.

”Kita harus bela dan beli produk lokal, sehingga UMKM kita kedepan tidak tersisih dan kalah di daerahnya sendiri.” ujar Mulyadi menandaskan.

Bagitu halnya dengan usaha mikro yang telah naik kelas menjadi usaha kecil, dan usaha kecil yang meningkat menjadi usaha menengah. Harapan pemerintah daerah pada bapak/ibu pelaku usaha UMKM kedepan dapat menjadi usaha besar dan menjadi Industri-industri yang tangguh pengerak perekonomian daerah, mampu menyerap tenaga kerja, sehingga dapat berkontribusi dalam mengurangi kemiskinan di Negeri Aceh yang kita cintai ini. [pudjoe & dody]

Tidak ada komentar:

Posting Komentar