Sabtu, 08 April 2017

Begini Teknologi Budidaya Tiram

Perladangan tiram di Belon, Perancis
Tiram tersebar luas, beberapa jenis diantaranya telah berhasil dibudidayakan. Mereka terdiri dari marga Ostrea yang berbentuk ceper dan marga Crassostrea yang berbentuk seperti piala.

Dalam budidaya tiram terdapat tiga kegiatan utama, yaitu: 1) Pengumpulan spat, 2) Pembesaran dan 3) Panen serta 4) Kesehatan.

1) Pengumpulan spat

Sampai sekarang spat tiram masih diperoleh dari alam. Sarana yang digunakan untuk mengumpulkan spat tiram dari alat yang disebut kolektor.


a. Pemilihan lokasi

Lokasi untuk menempatkan kolektor harus di ladang-ladang induk tiram, utamanya pada waktu induk-induk tiram itu sedang atau sehabis berpijah. Dicari lokasi yang terlindung agar kolektor-kolektornya tidak rusak atau hanyut karena amukan angin atau gelombang. Kedalaman pemasangan kolektor yang dapat ditempeli spat tiram sangat bervariasi.

b. Waktu pemasangan
Metoda pengumpulan apapun yang digunakan dalam budidaya tiram sangat tergantung pada ketepatan waktu pemasangan kolektor. Saat yang paling baik pemasangan kolektor bervariasi, diantaranya tergantung pada jenis, lokasi dan fluktuasi tahunan dari suhu, kadar garam, pasang surut dan lain sebagainya. Di ladang Tiram berpijah sepanjang tahun dengan puncak pada awal musim hujan. Jumlah spat yang paling banyak diperoleh 2 ~ 3 minggu setelah datangnya turun hujan yang tiba-tiba dan lebat, dan berakhir beberapa hari kemudian. Sebaiknya pemasangan kolektor dilakukan pada musim spat, agar tidak didahului menempelnya teritip, lumpur atau kotoran lainnya. Salah satu cara untuk mengetahui musim spat adalah dengan jalan pengambilan contoh air dengan jaring plankton. Burayak tiram yang berukuran panjang 0,25 ~ 0,50 mm dapat dikenali pada umbonya yang miring. Cara lainnya dapat juga dilakukan dengan jalan memeriksa induk-induk tiram yang sedang hamil selama beberapa hari. Jika sebagian besar dari mereka sudah kempis perutnya, maka berarti mereka sudah memijah dan kolektor-kolektor bisa segera dipasangkan. Tetapi cara yang terakhir ini masih diragukan kecermatannya, karena kerapkali para burayak mati atau hanyut beberapa hari setelah pemijahan.
Tiram gergasi di selatan Angola


c. Metoda pengumpulan spat
Satu hal yang perlu diperhatikan dalam memilih jenis kolektor adalah bahwa kolektor tersebut dapat ditempeli spat sebanyak-banyaknya, murah dan mudah penanganannya. Berikut ini diutarakan beberapa metoda pengumpulan spat.
  • Kolektor Tancap 
Salah satu cara pengumpulan spat yang paling sederhana adalah dengan jalan menancapkan bambu-bambu atau kayu-kayu (misalnya kayu bakau atau nibung) di ladang tiram. Kolektor disusun sekerap mungkin dan diatur berbanjar yang jarak antara banjarnya dapat dilalui oleh perahu.
  • Metoda Rak

Sebagai kolektornya digunakan genteng atau asbes bergelombang atau bilah kayu yang diter. Kolektor disisip-sisipkan pada rak.
  • Kolektor Gantung
Kolektor digantung pada rakit atau pada palang cagak silang. Rakit terbuat dari batang-batang bambu atau kayu dengan tong plastik atau drum sebagai penyangganya. Palang cagak-silang terbuat dari dua batang bambu atau kayu yang ditancapkan di dasar laut secara silang, kemudian dipasang palang bambu atau kayu di antara kedua cagak-silang tersebut.

Kolektor Gantung
Kolektor-kolektor terbuat dari genting, asbes, bilah-bilah bamboo atau kayu, atau wadah telur ayam/itik bekas. Untuk memudahkan menempelnya spat, maka kolektorkolektor dilapisi adonan kapur-pasir-semen. Dengan dilapisi adonan ini utamanya kolektor yang terbuat dari wadah telur yang lembek dan mudah hancur terendam air itu pun akan menjadi lebih kuat. Perbandingan adonan adalah dua bagian pasir halus (ditapis dengan ayakan tembaga nomor 16 bermata 1,003 mm), dua bagian semen dan satu bagian kapur. Adonan diberi air secukupnya sampai kental seperti sup, kemudian kolektor-kolektor dicelupkan ke dalamnya lalu dianginkan sampai kering.

Pemasangan kolektor dari wadah telur diatur sebagai berikut: beberapa lapis wadah telur dibungkus dalam jaring kemudian digantungkan pada rakit atau pada palang cagak-silang dengan kedalaman yang berbeda-beda untuk tidak berhimpitan dan dapat ditempeli spat pada lapisan air yang berlainan. Bilah-bilah bambu atau kayu, lembaran asbes atau genting di buat empat persegi dengan ukuran tertentu, kemudian diikat beruntun dengan tali sisal, injuk, nylon atau dengan jenis tali lainnya.


2) Pembesaran

Setelah spat-spat mencapai ukuran 20 mm atau lebih, mereka dilepas dari kolektor, kemudian dipindahkan ke lokasi lain untuk dibesarkan. Di bawah ini diutarakan beberapa metoda pembesaran.


a. Metoda cagak

Pada lazimnya metoda cagak ini digunakan di perairan yang dangkal. Cagak yang terbuat dari batang-batang bambu atau kayu ditancapkan di dasar laut. Spat-spat tiram melekat pada cagak-cagak tersebut. Tiram-tiram yang sudah matang telur berangsur-angsur dipindahkan untuk mencegah terlampau berdesakkan.
Metode Cagak


b. Metoda dulang

Dulang terbuat dari kawat ram tahan karat bermata 12,7 mm. Sebagai kerangkanya terbuat dari kayu. Metoda dulang ini digunakan di perairan yang dangkal dengan dasar pasir 


c. Metoda rakit

Metoda rakit digunakan di perairan dengan kedalaman 5 meter ke atas pada waktu air surut. Lokasi perairan untuk metoda rakit ini harus terlindung dari amukan angin dan gelombang. Spat-spat tiram dimasukkan dalam sangkar jaring atau dulang plastik, kemudian digantungkan pada rakit. Bentuk rakit sama dengan bentuk rakit untuk pengumpulan spat.


3) Panen

Panen Tiram--Pengupasan
Tiram sudah dapat dipanen setelah mencapai ukuran 100 mm. Untuk mencapai ukuran ini diperlukan waktu pemeliharaan selfma 12 ~ 18 bulan semenjak masa pengumpulan spat. Atau apabila jeroan dagingnya sudah berwarna putih susu yang mengandung glikogen. Jika tiram-tiram itu untuk disimpan agak lama sebainya disejukkan pada suhu 10C atau 340F.


4) Kesehatan Masyarakat

Produk Kerupuk Tiram Kemasan
Salah satu masalah pada tiram adalah bahwa binatang ini mudah terkontaminasi oleh bakteri, karena ternyata tiram tahan terhadap pencemaran yang mengandung bakteri patogenis yang berasal dari buangan industry maupun dari buangan rumah tangga. Oleh karena itu, sebaiknya usaha budidaya tiram dilakukan di perairan yang masih belum tercemar. Bakteri yang terdapat dalam tiram dapat dibasmi dengan jalan merebusnya selama 2 ~ 3 menit. Jika tiram-tiram yang sudah terkena polusi hendak dipasarkan hidup-hidup, bakterinya dapat dilenyapkan dengan cara merendam tiram-tiramnya dalam air bersih bebas hama selama 2 ~ 4 hari. Tiram-tiram dapat juga disuci hamakan dalam air bebas bakteri yang telah diperlakukan dengan sinar ultra violet, khlorin atau ozon.


Salah satu cara pengumpulan spat yang paling sederhana adalah dengan jalan menancapkan bambu-bambu atau kayu-kayu (misalnya kayu bakau atau nibung) di ladang tiram. Kolektor disusun sekerap mungkin dan diatur berbanjar yang jarak antara banjarnya dapat dilalui oleh perahu.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar